Menulis Sebagai Metode Self Healing Therapy

Pembacaan esai oleh Chevanya Philia Rose Kusuma Dewi/ Himakom UMC

Prolog
Selama kita hidup, kita pasti melewati banyak sekali peristiwa. Tak dapat dipungkiri bahwasanya beberapa kejadian pahit dan tak menyenangkan pun kerap kita alami. Mungkin selama ini, kita menyimpan luka yang akan membuat kita semakin sakit hati jika dibiarkan.

Ada berbagai penyebab munculnya luka psikologis dalam diri kita. Berdasarkan riset, kemungkinan yang paling sering terjadi adalah karena adanya kejadian menyakitkan atau trauma, baik secara fisik, emosional, atau bahkan secara seksual. Kemungkinan yang kedua adalah karena ekspektasi dan harapan kita yang berlebihan. Seringkali, harapan kita terlalu tinggi dan tak jarang pula kita menginginkannya secara instan. Akibatnya, ketika gagal kita merasakan sedih dan kecewa yang teramat berat. Selanjutnya adalah karena sikap perfeksionis. Adanya sikap tersebut membuat seseorang cenderung lebih sulit untuk menerima kesalahan sekecil apapun. Kesalahan kecil tersebut dapat dianggap sebagai sebuah kegagalan.
Ketika luka-luka tersebut telah tertumpuk di hati, kita akan merasa bahwa kita adalah orang yang tidak berharga. Pemikiran tersebut akan berujung membuat kita membenci diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa kesulitan untuk menerima kekurangan diri akan merusak well-being atau kondisi kesejahteraan psikologis kita. Akibatnya, kita akan cenderung merendahkan kemampuan diri dan membatasi potensi yang ada.

Sebenarnya, merasa kecewa akan masa lalu hingga memiliki luka batin adalah hal yang wajar. Namun jika terus-menerus dibiarkan, hal itu dapat mengganggu kesehatan mental. Makan dari itu, penting utuk kita melakukan self healing.

Isi
Dari perspektif psikologi, self healing  merupakan suatu proses pemulihan yang hanya melibatkan diri sendiri untuk bangkit dari penderitaan yang pernah dialami dan memulihkan diri dari luka batin. Proses self healing umumnya dilakukan kepada sesorang yang mendapat gangguan psikologis akibat trauma karena adanya luka batin masa lalu. Tujuan dari adanya self healing antara lain untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, dan membentuk pikiran positif dari apa yang telah terjadi. Saat kita berhasil melakukan self healing, maka kita akan menjadi pribadi yang lebih tegar dalam menghadapi kesulitan, kegagalan, dan trauma di masa lalu.
Mengacu pada metode yang dapat dilakukan dalam proses self healing, kegiatan menulis sebagai bentuk komunikasi intrapersonal dapat diterapkan. Menulis dapat menyembuhkan diri dari emosi negatif yang kita rasakan. Dengan menulis, kita pun dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap masalah yang tengah dihadapi.

Secara tidak langsung, kita sudah dibiasakan untuk menulis sejak usia dini. Mulai dari bangku Sekolah Dasar hingga ke dunia perkuliahan, praktik menulis tetap menjadi metode utama dalam kegiatan pembelajaran. Jarang disadari, bahwa menulis merupakan sebuah proses untuk berbicara dengan dimensi lain dari diri kita. 
 
Karen Baikie yang merupakan seorang clinical psychologist dari University of New South Wales mengatakan bahwa menulis dapat memperbaiki kesehatan fisik dan mental, ataupun dapat dilakukan dalam upaya mencegah adanya luka psikologis tersebut. Selain itu, Nancy Morgan, seorang penulis klinis, berkesimpulan bahwa menulis dapat memperbaiki kualitas hidup seseorang. Ia menemukan pada beberapa pasien kanker yang ditanganinya, bahwa menulis ekspresif tentang ketakutan mereka terhadap penyakit yang diderita dapat mengubah pola pikir dan cara pandang para pasien terhadap penyakitnya.
Jika kita telusuri lebih lanjut, ternyata karya berjudul Habibie & Ainun ciptaan Alm. B.J Habibie merupakan salah satu bukti konkret efektivitas menulis sebagai proses self healing. Pada tahun 2010 ketika istrinya wafat, beliau ternyata sempat mengalami Psikosomatik Malignant. Dan diketahui bahwa salah satu cara yang beliau lakukan untuk menyembuhkan dirinya adalah dengan cara menulis.  

Sebagian dari kita enggan menulis dengan berbagai macam alasan seperti minim kosakata, kesulitan merangkai kata-kata, kurang wawasan, ataupun tidak memiliki ide. Padahal, menulis sebagai metode self healing therapy bisa dilakukan dalam banyak bentuk, seperti:

1. Menulis Refleksi
Jika dipahami lebih lanjut, poin yang paling penting dari menulis dalam konteks self healing adalah bagaimana kita bisa mengolah yang negatif menjadi positif. Konteks refleksi disini berarti kita melihat kembali diri kita pada peristiwa yang telah kita lalui sebelumnya. Disini, kita dituntut untuk menemukan hal-hal yang positif di dalam hal-hal yang negatif.

2. Menulis Ekspresif
Disini kita bisa menulis tentang hal-hal apa saja yang telah kita lalui sepanjang hari, entah itu perasaan sedih, bahagia, marah, bahkan benci sekalipun. Tulislah apa saja yang telah kita dengar, lihat, maupun kita rasakan. Kita tidak perlu merevisi atau menyortir apa saja hal-hal yang tidak semestinya kita tulis. Contoh penerapan sederhana dari metode ini adalah dengan menulis diary.

3. Menulis Puisi
Puisi menumbuhkan ekspresi emosional dan penyembuhan melalui ekspresi diri dan eksplorasi perasaan. Berbeda dengan metode menulis ekspresif, menulis puisi dapat kita bumbui dengan majas-majas, pengandaian, analogi, ataupun perumpaan. Menulis puisi tidak harus sesuai pakem, kita bisa menulis puisi di luar aturan-aturan yang ada. Kemudian, kumpulan puisi tersebut juga dapat dijadikan sebuah karya yang bernilai.

4. Menulis Surat
Tujuan dari metode ini yaitu untuk mendapatkan kepastian tentang pemikiran dan perasaan kita sendiri tentang orang yang menjadi target surat tersebut. 

Kesimpulan
Melalui metode yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa dengan menulis kita dapat merefleksi diri, lebih mengenal emosi dalam diri kita, dan juga mengklarifikasi suatu peristiwa sehingga membuka pikiran untuk melihat secara lebih objektif dan jernih. Perlu dicatat, bahwa proses self healing dan penerimaan diri itu butuh waktu dan juga tak mudah. Sudah sepatutnya kita selalu menyayangi diri dan menghargai tiap proses yang terjadi, karena kita adalah manusia yang wajar jika berbuat salah.

Daftar Pustaka
Afifah, S 2019, 'Self Healing Melalui Teknik Mind Healing Untuk Mengatasi Stres', Skripsi S-1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung: ii + 96.

Brandt, A 2019, 'To Heal From Trauma, You Have to Feel Your Feelings', Dikutip dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/mindful-anger/201910/heal-trauma-you-have-feel-your-feelings

Gortner, E.M., Rude, S. S., & Pennebaker, J. W 2006, 'Benefits of Expressive Writing in Lowering Rumination and Depressive Symptoms Behavior Therapy', 37(3), 292–303. DOI:  10.1016/j.beth.2006.01.004

Kathleen Connolly Baker & Nicholas Mazza  2004, 'The Healing Power of Writing: Applying The Expressive/Creative Component of Poetry Therapy', Journal of Poetry Therapy, 17:3, 141-154, DOI: 10.1080/08893670412331311352

Marcus, P. H 2017, 'Getting Write Into Therapy', Journal of The American Academy of Child & Adolescent Psychiatry,  56(5), 367–368. doi: 10.1016/j.jaac.2017.01.020

Pennebaker, JW 1997, 'Menulis Tentang Ekspresi Emosi Sebagai Proses Terapeutik', Ilmu psikologi, 8, (3), 164.

Putri, N 2021, 'Self Healing Itu Perlu', Dikutip dari http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/804-self-healing

Raab, D 2019, 'How to Heal Yourself and Others', Dikutip dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-empowerment-diary/201907/how-heal-yourself-and-others#:~:text=Self%2DHealing,-If%20you%20intuitively&text=This%20means%20accepting%20who%20you,bodies%20help%20us%20self%2Dheal.

Rahmawati, M 2014, 'Menulis Ekspresif Sebagi Strategi Mereduksi Stres Untuk Anak-Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)',  Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 2, (2), 276-293.

Ramadhani, Savitri 2006, 'Komunikasi Positif (Mengembangkan EQ dan Kepribadian Positif)', Yogyakarta: Diglosia Media.

Wisnubrata,  2020, 'Self Healing, Menyembuhkan Luka Batin dengan Bantuan Diri Sendiri', Dikutip dari https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/29/092426020/self-healing-menyembuh





Penulis : Chevanya Philia Rose Kusuma Dewi
Lebih baru Lebih lama