Foto hujan oleh Rukita
Feature, Naraya News - Lebih dari 50%, tubuh manusia terdiri dari air. Rata-rata tubuh seseorang mengeluarkan cairan sekitar 8-10 gelas per hari. Oleh karena itu, mengonsumsi air putih minimal 8 gelas per hari dapat membantu menggantikan cairan yang hilang dari dalam tubuh agar tetap sehat dan berfungsi secara optimal. Dimusim penghujan seperti sekarang ini, tidak sedikit masyarakat yang menampung air hujan untuk keperluan rumah tangga.
Apakah aman air hujan dikonsumsi untuk manusia?
Dilansir dari berbagai sumber, peneliti dari Monash University di Melbourne, Australia, melakukan penelitian yang dilatarbelakangi oleh kekhawatiran akibat kerusakan lingkungan dari limbah kemasan (botol dan galon). Peneliti mengawasi 300 rumah yang menggunakan air hujan sebagai sumber air utama yang dikumpulkan di tangki. Kemudian setiap anggota tersebut mencatat kondisi kesehatannya selama lebih dari setahun.
Peneliti menemukan bahwa tingkat gastroenteritis atau flu perut yang disebabkan oleh virus atau bakteri tertentu dari keluarga tersebut, mirip dengan masyarakat yang minum air keran yang terawat. Hal itu berarti, mengonsumsi air hujan secara langsung cukup aman dari risiko penyakit.
Karin Leder, Kepala Unit Penyakit Menular di Departemen Epidemiologi Monash University, menyatakan jika orang yang meminum air hujan secara langsung tidak menunjukkan adanya risiko penyakit dibandingkan dengan orang yang minum air hujan yang disaring terlebih dahulu.
Secara alami air hujan bersifat asam dengan rata-rata pH sekitar 5,6 dan tidak berbahaya. Bahkan air minum sendiri jarang memiliki pH yang netral, hal itu dikarenakan mengandung berbagai mineral terlarut. Tapi, air hujan tidak sepenuhnya bersih. Terdapat bakteri dan debu lainnya yang menempel pada air hujan.
Bagaimana agar air hujan lebih aman untuk dikonsumsi?
1. Air hujan ditampung pada wadah yang bersih
Air hujan bisa dikumpulkan pada wadah yang bersih, kemudian didiamkan satu jam agar partikel berat dapat turun ke dasar wadah tersebut. Hal itu juga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang terkandung didalamnya.
2. Merebus air hujan
Air yang dikumpulkan tersebut bisa direbus, guna meningkatkan kualitas air. Merebus air hingga mendidih dapat membunuh bakteri yang terkandung didalamnya.
3. Menyaring air hujan
Setelah direbus, air hujan bisa disaring agar zat-zat kimia, debu dan kontaminan yang tersisa lainnya dapat tersaring, sehingga air lebih aman untuk diminum.
Itulah beberapa penjelasan terkait air hujan boleh dikonsumsi atau tidak yang dilansir dari berbagai sumber. Jika disekitar kita masih terdapat sumber air bersih, alangkah baiknya kita tidak menggunakan air hujan sebagai sumber utama. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir risiko negatif yang mungkin ditimbulkan akibat meminum air hujan.
Penulis : Ahmadnrdn
Editor : Sha