Berita, Naraya News - Rabu pagi (3/11/2021) spanduk penolakan geothermal di Desa Sukamukti, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, menjadi perhatian masyarakat. Kepala Desa Sukamukti mengaku, dirinya tahu ada spanduk penolakan tersebut ketika berangkat ke balai desa. Meski demikian, Nana Mulyana selaku Kepala Desa Sukamukti memaklumi dan paham, jika spanduk penolakan tersebut merupakan bentuk ekspresi masyarakat.
"Menyikapi spanduk yang terpampang di depan desa, yang seolah-olah penolakan geothermal itu adalah aspirasi murni masyarakat desa. Pemdes tidak tahu dipasangnya, pas pagi-pagi ke desa sudah mampang,” ujarnya pada Rabu pagi (3/11/2021), dikutip dari kuninganmass.com.
Dirinya berharap agar pemerintah daerah segera memberikan sosialisasi tentang kedatangan alat tersebut, sehingga tidak menjadi bola liar.
"Kami mohon, kepada pemda tolong kami kasih tahu dibawah ada apanya. Kalo sudah dijelaskan diawal, kan kami gak tanya-tanya lagi. Adapun gagal faham ya beda lagi tapi sudah diberikan,” ucapnya.
Seperti yang diketahui, alat berat yang dimaksud adalah kendaraan truk putih besar (Vibro Seismik). Beberapa hari belakangan, masyarakat Kuningan dikagetkan dengan munculnya kendaraan Vibro Seismik. Kendaraan ini merupakan alat untuk survei permukaan dibawah lapisan batuan vulkanik yang nantinya akan membantu menentukan konsep potensi eksplorasi migas.
Dalam video Instagram @save_ciremai, terlihat kendaraan truk putih itu menghasilkan getaran yang meresahkan masyarakat, sehingga menyebabkan rumah warga mengalami kerusakan ringan, bahkan jalanan aspal yang retak.
Reporter : Tim Liputan Naraya News