Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Cirebon yang bertempat di daerah Watubelah, telah mengalami perubahan yang signifikan. Yang dimana kampus ini tidak seperti dahulu. Sekarang banyak perubahan yang di alami, seperti lahan parkir yang kini berubah menjadi tempat nongkrong sangat elit yang disebut Amphitheater.
Bukan hanya Amphitheater, gedung muludan tower kini berubah nama menjadi gedung Ir. Djuanda. Halaman depan gedung Ir. Djuanda juga mengalami perubahan seperti dibangunnya gazebo, tugu lingkaran, bahkan setiap tempat untuk bersantai dilengkapi tempat aliran listrik yang digunakan untuk men-charge handphone maupun laptop.
UKT memang cukup lumayan besar nominalnya. Hampir terbayarkan dengan perubahan yang sangat signifikan, tapi apa jadinya jika fasilitas yang sangat mumpuni tidak di lengkapi dengan kantung sampah maupun tong sampah.
Setiap hari, pagi sampai sore selalu dipadati dengan mahasiswa yang bersantai ditempat yang baru ini. Walaupun memang ada office boy atau office girl yang membersihkan tempat, namun tidak setiap hari mereka berkerja, pasti mereka memiliki hari libur yang dimana ketika mereka berlibur tidak ada yang membersihkan sampah yang ada.
Pasti saja ketika menjelang petang atau sore hari, banyak tumpukan sampah yang merajalela disetiap pojok tempat baru ini. Apakah kampus yang elit ini pelit akan kantong sampah? Dan apakah sampulnya saja yang bagus tetapi dalamnya sangat jelek.
Ketika bernarasi, apakah menjadi motivasi untuk di benahi atau hanya angin lalu semata? Semoga pihak rektorat ini membaca akan keresahan mahasiswa yang menginginkan kantong sampah atau tong sampah di setiap sudut jalan atau sudut gedung diluar maupun dalam.
Oktober 2022
Penulis : Joko Purnomo